Selain bilangan asli, bilangan cacah, bilangan
bulat, maupun bilangan pecahanyang telah kita pelajari, satu lagi himpunan
bilangan yang akan kita pelajari adalahbilangan Romawi.Sebelum mengadopsi
sistem bilangan Hindu Arab orang menggunakan penyimbolan dengan tangan yang
ditemukan oleh bangsa Romawi. Tepatnya digunakan padaperiode warisan bangsa
Etruscan. Penomoran bangsa Romawi didasarkan pada sistembiquinary. Asal Usul Bilangan Romawi I=1, V=5,
dan X=10.
Sistem numerasi Romawi sudah
dikenal sejak tahun 260 SM. Sistem numerasiyang kita kenal saat ini adalah
pengembangan dari sistem yang lama.Menurut sejarah,angka romawi udah ada sejak
zaman romawi kuno. Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan
penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeranpada jaman
seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol
huruf tertentu di mana setiap huruf melambangkan / memiliki arti angka
tertentu.Awalnya system perhitungannya diadaptasi dari system perhitungan milik
bangsa Etruscan. Begitu dengan angka- angkanya, mirip banget dengan angka-
angka milik bangsa Etruscan (disimbolkan berdasarkan huruf dan gambar).
Berhubung angka- angka Etruscan susah buat ditulis maupun di baca, akhirnya
pada abad pertengahan angka romawi disederhanakan. Contoh dalam bahasa Etruscan
tertulis angka-angka : I ^ X П 8 П . Nah, dalam deretan angka romawi yang baru
angka-angka itu berubah menjadi : I V X L C M. Secara umum, bilangan Romawi
terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut:
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1.000
Untuk
bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh perpaduan (campuran) dariketujuh
lambang bilangan tersebut.
Untuk membaca bilangan Romawi,
dapat kita uraikan dalam bentuk penjumlahan seperti pada contoh berikut
ini.Contoh:
a. II = I + I= 1 + 1= 2Jadi, II
dibaca 2
b. VIII = V + I + I + I= 5 + 1 + 1
+ 1= 8Jadi, VIII dibaca 8
c. LXXVI = L + X + X + V + I= 50 +
10 + 10 + 5 + 1= 76Jadi, LXXVI dibaca 76
d. CXXXVII = C + X + X + X + V + I
+ I= 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1= 137 Jadi dibaca 137
Dari contoh-contoh di atas maka
dapat di ketahui bahwa : makin ke kanan,nilainya semakin kecil. Tidak ada
lambang bilangan dasar yang berjajar lebih dari tiga. Dari contoh-contoh
tersebut dapat kita tuliskan aturan pertama dalam membaca lambang bilangan
Romawi sebagai berikut:
*Jika lambang yang menyatakan
angka lebih kecil terletak di kanan, makalambang-lambang Romawi tersebut
dijumlahkan.
*Penambahnya paling banyak tiga
angka.
Bagaimana jika lambang yang
menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelahkiri?. Untuk membaca bilangan
Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk pengurangan seperti pada contoh
berikut ini.Contoh:
a. IV = V – I=
5 – 1= 4 Jadi, IV dibaca 4
b. IX = X – I=
10 – 1= 9 Jadi, IX dibaca 9
c. XL = L – X=
50 – 10= 40 Jadi, XL dibaca 40
Dari contoh-contoh tersebut dapat
kita tuliskan aturan kedua dalam membacalambang bilangan Romawi sebagai
berikut:
*Jika lambang yang menyatakan
angka lebih kecil terletak di kiri, maka lambang-lambang Romawi tersebut
dikurangkan.
*Pengurangan paling banyak satu
angka.
*Angka I hanya boleh mengurangi
angka V dan X.
*Angka X hanya boleh mengurangi
angka L dan C.
*Angka C hanya boleh mengurangi
angka D dan M.
Dari kedua aturan di atas
(penjumlahan dan pengurangan) dapat digabung sehingga bisa lebih jelas dalam
membaca lambang bilangan Romawi. Mari kita perhatikan contoh berikut ini:
a. XIV = X + (V – I)= 10
+ (5 – 1)= 10 + 4= 14Jadi, XIV dibaca 14
b. MCMXCIX = M + (M –
C) + (C – X) + (X– I)= 1.000 + (1.000 – 100) +
(100 – 10) + (10 – 1)= 1.000 + 900 + 90 + 9= 1.999Jadi,
MCMXCIX dibaca 1.999
Setelah bisa membaca bilangan
Romawi, tentu kamu juga bisa menuliskan lambang bilangan Romawi dari bilangan
asli yang ditentukan. Aturan-aturan dalam menuliskan lambang bilangan Romawi
sama dengan yang telah kalian pelajari didepan. Mari kita perhatikan contoh
berikut ini:
a. 24 = 20 + 4= (10 + 10) +
(5 – 1)= XX + IV= XXIV Jadi, lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV
b. 48 = 40 + 8= (50 – 10)
+ (5 + 3)= XL + VIII= XLVIII Jadi, lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII
c.139 = 100 + 30 + 9= 100 + (10 +
10 + 10) + (10– 1)= C + XXX + IX= CXXXIX Jadi, lambang bilangan Romawi 139
adalah CXXXIX
d. 1.496 = 1.000 + 400 + 90 + 6=
1.000 + (500–100) + (100 – 10) + (5 + 1)= M + CD + XC + VI=
MCDXCVI Jadi, lambang bilangan Romawi 1.496 adalah MCDXCVI
Angka Romawi sangat umum digunakan
sekarang ini, antara lain digunakan di jam,bab buku, penomoran sekuel film,
penomoran seri event olahraga seperti Olimpiade. Namunbegitu, angka romawi
memiliki kekurangan dalam penomoran yaitu:
1.Tidak ada angka nol / 0
2.Terlalu panjang untuk menyebut
bilangan tertentu
3.Terbatas untuk bilangan-bilangan
kecil saja.
Untuk menutupi kekurangan angka
romawi pada keterbatasan angka kecil, makadibuat pengali seribu dengan simbol
garis strip di atas simbol hurup (kecuali I).V / v dengan garis di atas untuk
angka lima ribu / 5000X / x dengan garis di atas untuk angka sepuluh ribu /
10000L / l dengan garis di atas untuk angka lima puluh ribu / 50000C / c dengan
garis di atas untuk angka seratus ribu / 100000D / d dengan garis di atas untuk
angka lima ratus ribu / 500000M / m dengan garis di atas untuk angka satu juta
/ 1000000.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa sistem numerasi romawi sudah dikenal sejak tahun 260
SM.Sistem numerasi romawi menggunakan basis 10 dengan angka dasar I, X, C, dan
M.Angka-angka yang lain, yaitu V, L, dan D sebagai dasar tambahan untuk
menyingkatangka dasar utama yang ditulis berulang.Dalam
membaca bilangan Romawi ada beberapa aturan yaitu dengan
penjumlahan,pengurangan, serta aturan gabungan.Bilangan Romawi memiliki
beberapa kekurangan dalam penomoran, yaitu:tidak ada angka nol / 0, terlalu
panjang untuk menyebut bilangan tertentu, terbatas untuk bilangan-bilangan
kecil saja.
Aturan dan Sistem Bilangan Romawi
Ketujuh huruf yang harus diingat dalam sistem bilangan
Romawi adalah :
I = 1
V = 5
X = 10
L = 50
C = 100
D = 500
M = 1000
Adapun aturan penulisan dasar bilangan romawi adalah
:
1. Pengulangan hanya bisa dilakukan pada bilangan 1, 10, 100 dan 1000
(perhatikan pola yang terlihat). Jadi tak ada pengulangan untuk 5, 50 dan 500.
Contoh : II = 2 atau CCC = 300
Tapi tidak boleh VV untuk menyatakan 10 (10 dilambangkan
dengan X).
2. Pengulangan hanya bisa dilakukan
paling banyak tiga kali.
Contoh : III = 3 dan MMM = 3000.
3. Jika lambang bilangan yang lebih
kecil berada di depan berarti kurang. Dan jika berada di belakang lambang
bilangan yang lebih besar berarti tambah.
Contoh : IV= 4 karena 5 – 1 (perhatikan bahwa 4 tidak
ditulis sebagai IIII seperti yang ditegaskan aturan kedua)
VIII = 8 karena 5+3
4. Aturan nomor 3 hanya berlaku bagi
lambang bilangan yang berdekatan atau selang 1.
Contoh : XL = 40 karena 50-10
XC = 90 karena 100-10
Tapi tak bisa XD melambangkan 490 (500-10) karena penulisan
yang tepat untuk 490 adalah CDXC (CD = 400 dan XC=90).
5. Untuk bilangan lebih dari 5000
terjadi pengulangan dengan menambah garis pada bagian atas lambang bilangan
romawi tersebut.
Contoh 5000 = V (dengan tambahan satu garis di atas V)
Penambahan garis menandakan bahwa bilangan dimaksud dikali
1000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar